Sabtu, 07 Maret 2015

Tiga Kejahatan Mahasiswa

Ada hal yang menarik ketika saya membaca buku Bramma Aji, penulis muda asli Yogya. Dalam salah satu tulisannya yang merupakan kutipan dari teman baiknya, Brama mengatakan ada tiga kejahatan utama yang tidak layak dilakukan oleh mahasiswa, atau siapapun itu yang mengaku dirinya agen perubahan ataupun insane akademisi. Apa itu?

Kejahatan pertama adalah tidak suka membaca. Ya, membaca adalah kunci membuka rahasia kehidupan dan alam semesta. Dengan membaca kita mengetahui segalanya. Dan membaca pula yang menjadikan perbedaan mahasiswa dengan abang-abang kita di terminal. Jadi, kalau ada mahasiswa yang anti baca, apa bedanya dengan preman dan (maaf) tukang becak?

Kejahatan yang kedua adalah tidak suka berdiskusi. Ya, diskusi adalah salah satu komunikasi interpersonal yang mempunyai banyak manfaat. Setelah membaca dan merenung (komunikasi intrapersonal), hal yang seharusnya dilakukan adalah berdiskusi. Idea tau konsep brilian yang ada di otak kita, akan membusuk kalu hanya sebatas konsep. Hal ini jelas berbeda apabila, ide brilian tersebut kita diskusikan. Diskusi juga mengajarkan kita untuk berfikir kritis, berargument rasional, dan tahan akan kritikan (ini yang lumayan susah).

Kejahatan yang terakhir adalah tidak suka menulis. Tidak bisa dipungkiri, budaya menulis dikampus kita sangat jauh dari harapan. Hal ini bisa terlihat ketika mahasiswa mengerjakan makalah.Sudahkah anda bisa membuat Latar Belakang Masalah (LBM) yang baik dan benar? Saya tidak mau panjang lebar membahas hal itu, karena saya yakin anda lebih paham. Menulis adalah sarana aktualisasi diri. Ini yang harus ditekankan. Sayyidina Ali pernah berujar,”ilmu itu bagaikan kuda liar yang siap berlari kearah mana saja, karena itu ikatlah ilmu (idea atau konsep) itu dengan tulisan”.


Ketika berbicara tentang menulis, ada sekelompok orang yang mengatakan menulis itu mudah. Ah, terlalu sombong menurut saya. Karena nyatanya, menulis itu tidak segampang yang dikatakan. Lalu, kelompok lain mengatakan, menulis itu sulit. Ah, terlalu berfikiran sempit dan seolah-olah sulit itu menjadi pembenaran dari kemalasan kita. Jadi, menulis itu gimana mas? Satu hal yang harus anda ingat, menulis itu mengasyikan.
oleh: Aan Herdiana

0 komentar:

Posting Komentar