Sabtu, 07 Maret 2015

3B: Bergerak, Berubah, Bermanfaat (Refleksi Sumpah Pemuda)

Masa muda, masa yang berap-api… Demikian sepenggal syair dari raja dangdut, Bang Haji Roma Irama dalam salah satu lagunya. Ya, sekiranya kalimat tersebut sangat pas menggambarkan masa muda. Masa yang penuh dengan semangat, optimisme, keyakinan, -yang digambarkan dengan “api” oleh Bang Haji. Dengan bahasa lain, masa muda adalah masa keemasan manusia untuk memperoleh kesuksesan (baca: kebahagiaan) dalam hidupnya.

Dalam sejarah panjang bangsa ini pun, pemuda mempunyai tempat tersendiri,yang tak tergantikan. Sejarah mencatat, bahwa kaum muda yang “tercerahkan” lah, yang mempunyai gagasan tentang pentingya kesadaran nasional, dengan meninggalkan semangat kedaerahan yang tidak mampu mengusir penjajah. Dalam catatan lain, juga disebutkan kaum pemuda yang “memaksa” bapak proklamator Indonesia, Bung Karno dan Bung Hatta, untuk secepatnya mengproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Dan masih banyak lagi, catatan-catatan pemuda dalam menggoreskan sejarah dengan tinta emas perjuangan bangsa ini.

Kini, Indonesia telah merdeka dengan memasuki tahun ke-68. Usia yang relatif tua, jika disandingkan dengan usia manusia. Diusia ini, masalah-masalah klasik, seperti kemiskinan, pengangguran, masih menjadi masalah utama yang menjadi pekerjaan rumah bersama. Padahal, jika kita mau melihat dan jujur, sumber daya alam Indonesia, sangatlah melimpah. Tidaklah salah jika ada yang bilang Indonesia adalah surganya dunia. Ironis tentunya, jika melihat masih ada rakyat Indonesia yang masih kelaparan.

Ketidakadilan, kemiskinan, korupsi, hilangnya jati diri (karakter), adalah masalah yang harus dihadapi bangsa ini. Merasakan fenomena ini, kiranya peran aktif pemuda untuk melakukan perubahan -layaknya seperti dalam catatan sejarah- harus lebih ditingkatkan dan dimaksimalkan. Kenapa harus pemuda? Ya, sangatlah mustahil jika tanggung jawab ini dipikul oleh orang tua, yang tidak lagi mempunyai semangat dan tenaga yang kuat, layaknya pemuda. Oleh karenanya, pemuda adalah kuncinya.

Berawal dari gerakan

Diawal sudah disinggung bahwa, pemuda adalah titik sentral dalam perubahan bangsa ini. Kuncinya, bagaimana membentuk karakter pemuda yang tangguh, pantang menyerah, untuk memperjuangkan perubahan untuk memperoleh kebermanfaatan. Hal ini tentunya tidaklah mudah. Seperti yang kita pahami bersama, arus globalisasi yang menggurita diseluruh aspek kehidupan bangsa, termasuk moral dan etika, menjadi musuh utama dewasa ini. Banyak pemuda, yang masih mencari jati diri, tergerus arus globalisasi, yang berimbas kepada hancurnya moral.

Kenakalan remaja, tawuran antar mahasiswa, narkoba, sex bebas, semakin menjadi-jadi akhir-akhir ini. Jika suatu bangsa, generasi penerusnya sudah tidak mempunyai karakter, mau dibawa kemana bangsa ini?

Melihat fenomena ini, tentunya dibutuhkan perhatian yang lebih dari pemerintah untuk “menyelamatkan” pemuda dari jurang degredasi, untuk kembali ke tempat awal, sebagai agen perubahan. Selain itu, konsep diri, motivasi diri, dorongan individu, sebagai “benteng” pertahanan diri pun tidak kalah penting.

Dalam membangun konsep diri, pemahaman dan kesadaran akan dirinya adalah hal yang penting. Bagimana ia melihat dan menilai diri sendiri. Sebagai manusia, nilai kebermanfaatan dirinya untuk manusia lain, adalah tujuan yang mulia. Dan hal ini juga kiranya yang diajarkan oleh Rasulullah, bahwa sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi sesamanya.

Sebagai pemuda, mempunyai konsep diri yang jelas, adalah suatu keharusan, walaupun memang tak mudah. Adapun rumus 3B dibawah ini bisa menjadi arahan untuk membentuk konsep diri sebagai pemuda.

Pertama, bergerak. Tidak ada capaian yang memuaskan, tidak ada hal yang membanggakan, tanpa dimulai dengan suatu gerakan. Para pendaki gunung, yang mencapai puncak pun dimulai dengan langkah pertama (gerakan). Begitu juga seorang pelari, untuk mencapai garis finish, dimulai dengan langkah pertama(gerakan). Intinya, suatu capaian akan berhasil jika ada suatu gerakan. Adalah hal yang sia-sia, jika dalam hidup ini kita hanya diam, berpangku tangan dalam melihat masalah-masalah social. Dan kiranya, lewat tulisan ini pun, saya sudah berusaha untuk bergerak –dengan izin Allah, untuk mengaktualisaikan ide dan gagasan lewat sebuah tulisan. Dengan harapan, akan terjadinya sebuah perubahan, setidaknya untuk diri sendiri.

Kedua, berubah. Setelah melakukan gerakan dalam hidup ini, adanya perubahan adalah tujuan yang ingin capai. Tentunya perubahan ke arah yang lebih baik. Dan, tidak ada perubahan, tanpa adanya suatu gerakan. Oleh karenanya, kedunya adalah hubungan sebab-akibat yang saling mempengaruhi satus sama lain. Ketiga, setelah bergerak, kemudian berubah, lalu bermanfaat. Inilah pesan yang sampaikan Rasulullah kepada umatnya, untuk menjadi manusia yang sebaik-baiknya.

Sudah saatnya kita mereflesikan nilai-nilai perjuangan sejarah sebagai landasan untuk  bergerak. Pemuda adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan bangasa ini untuk merebut kemerdekaan. Begitupun dalam konteks sekarang, sudah selayaknya, pemuda mengisi kemerdekaan dengan sesuatu yang bermanfaat untuk bangsa.


Mari bergerak, berubah, dan bermanfaat, kawan! Hidup pemuda!
oleh: Aan Herdiana

0 komentar:

Posting Komentar