Kesuksesan adalah suatu “keharusan” untuk mahasiswa. Harus
diperjuangkan, kalau tidak mau dianggap gagal sebagai mahasiswa, sang
intelektual muda, pemuda harapan bangsa.
Kesuksesan memang sesuatu yang relatif. Tidak ada patokan yang
mutlak sebagai acuannya. Kalau toh, ada yang bilang sukses itu adalah
mempunyai pekerjaan yang layak, gaji yang tinggi, tanah yang luas, mobil mewah
lebih dari satu dan lain-lain itu hanyalah bentuk/ciri-ciri material
kesuksesan. Bukan inti dari kesuksesan.
Untuk mahasiswa, kesuksesan adalah ketika mampu mengoptimalkan
segala potensi yang dimilikinya sebagai amanah yang dititipkan Allah SWT. Jadi,
tidak hanya mengejar nilai saja, tetapi mampu menjadi pribadi yang mulia
(muslim sejati), punya kemandirian, dan tentunya mempunyai nilai kebermanfaatan
untuk lingkungan sekitar.
Setidaknya ada lima pondasi, menurut Setia Furqon Khalid,
untuk menyokong kesuksesan. Pertama, kekuatan spritual yang membuat manusia
selalu dekat dengan Tuhannya. Kedua, kekuatan emosional, yang menjadikanya
mudah beradaptasi dengan lingkungan. Ketiga, kekuatan financial, untuk
membiayai proses menuju sukses. Keempat kekuatan intelektual, yaitu kemampuan
untuk berfikir dan yang terakhir
kekuatan aksi. Kekuatan yang menjadikan seorang pemimpin bukan pemimpi.
Tentu saja sukses itu butuh proses, proses yang sangat panjang.
Tidak ada yang instan di dunia ini. Untuk masak
mie instan saja butuh proses, bukan?
Allah Yang Maha Kuasa memberikan pelajaran yang berharga buat kita,
bagaimana pentingnya sebuah proses. Hal ini digambarkan dalam proses penciptaan
langit dan bumi. Dalam QS. Yunus :3 Allah berfirman “Sesungguhnya Tuhan kamu
ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa...”. Sungguh
indah Allah menggambarkan sebuah proses. Proses adalah suatu keharusan untuk
perubahan diri yang lebih baik, meraih kesuksesan.
oleh : Aan Herdiana
0 komentar:
Posting Komentar